Selasa, 29 Juli 2014

Candida Albicans, Perangaimu Tak Secantik Namamu!

Dengan Kefir... Candidiasis bablas... cukup minum Kefir sesuai dengan dosis dan takaran.


Pada tahun 1970-an, dokter di New York City dan San Francisco menemukan pasien-pasien dengan gejala yang aneh dan tidak lumrah pada pria-pria muda yang nampak sehat dan segar bugar. Rongga mulut pria-pria ini dipenuhi dengan bercak-bercak putih dan mereka juga mengeluhkan rasa sakit tatkala menelan. Dokter segera dapat menemukan penyebabnya yaitu Candida albicans, sejenis jamur, namun menjadi tanda tanya besar bagaimana pria-pria ini terjangkit infeksi jamur di wilayah mulut. Peradangan dalam mulut karena jamur Candida yang disebut dengan thrush atau nama medisnya oropharingeal candidiasis ini, memang biasa terjadi pada bayi yang baru lahir dan pada orang-orang dengan daya tahan tubuh (imunitas) yang rendah. Tetapi belum pernah terjadi dalam sejarahnya menimpa pada orang-orang muda yang nampak sehat dan aktif. Fakta kemudian mengungkapkan bahwa inilah awal meledaknya epidemi penyakit paling mematikan semenjak wabah penyakit sampar (black plague) di abad pertengahan. Penyakit ini adalah HIV/AIDS dan thrush adalah infeksi jamur yang mengawali perjalanan infeksi jamur selanjutnya yang pada akhirnya akan merenggut nyawa penderitanya.

Candida albicans adalah jamur yang secara normal bermukim di rongga mulut, di saluran pencernaan dan di wilayah vagina manusia. Selama sistem kekebalan tubuh kita bekerja dengan baik, Candida ini akan duduk manis tanpa menimbulkan gangguan apa-apa. Namun pada saat kekebalan tubuh kita menurun atau rusak (seperti pada HIV/AIDS dimana terjadi kehancuran T cell pada sel darah putih), maka Candida ini mulai berulah. Pada bayi yang baru lahir sistem kekebalan tubuhnya juga belum berkembang secara sempurna, sehingga mereka juga rentan (susceptible) terkena thrush ini (yang karena berbentuk bercak putih pada lidah sering disebut ‘sisa susu’). Demikian pula di wilayah vagina yang dilindungi oleh cairan mukosa yang bersifat asam, membuat Candida ini tidak mungkin berkembang biak secara ‘liar’. Namun pada saat keasaman ini terganggu, maka terjadilah vaginal candidiasis dengan gejala rasa gatal yang mencolok.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang umumnya menyebabkan gangguan keasaman di daerah vagina ini. Jawaban yang cukup mengejutkan adalah karena hubungan seksual. Cairan semen yang dihasilkan oleh pria bersifat basa dan memang bertujuan untuk menetralisir keasaman di vagina, agar supaya sperma tidak mati karena keasaman di situ. Penyebab lain yang dapat mengganggu keasaman di vagina adalah pemakaian pil KB (birth control pills), kehamilan, diabetes dan pemakaian antibiotika yang berlebihan. Pemakaian antibiotika spektrum luas (broad spectrum) yang berlebihan akan mematikan bakteri di wilayah vagina yang dalam keadaan normal berguna untuk memangsa jamur-jamur ini.

Seperti diketahui antibiotika hanya mematikan bakteri dan tidak akan mematikan jamur. Ini disebabkan oleh karena perbedaan struktur dinding sel di mana pada bakteri dinamakan prokaryotes dan pada jamur dinamakan eukaryotes. Kendala di dalam mengobati infeksi jamur ini adalah karena struktur sel manusia juga termasuk eukaryotes. Jadi golongan obat yang mematikan jamur juga akan berakibat buruk pada sel tubuh manusia. Itulah sebabnya obat pembunuh jamur sangat terbatas jumlahnya dan sangat species specific (hanya ampuh pada species tertentu) sehingga sangat dibutuhkan keakuratan didalam menentukan golongan jamurnya. Untuk diketahui di bumi ini ada 1,5 juta spesies jamur dan baru sekitar 100.000 spesies yang dikenali dan dari jumlah ini ada sekitar 150 jenis jamur yang menimbulkan penyakit.

Apakah gara-gara si Candida ini, semua jamur adalah musuh kita bersama? Justru sebaliknya, manusia sangat membutuhkan jamur ini, bahkan tidak terbayangkan apa jadinya kalau tidak ada jamur dalam kehidupan manusia. Kita tidak akan bisa menikmati roti dan kue yang semuanya menggunakan jamur yang disebut ’ragi’ (yeast), kita juga tidak akan bisa makan keju yang dibentuk oleh jamur, juga tidak ada jamur merang (truffles) yang menggoyang lidah, bahkan tidak pernah ada penicillin yang sejarah penemuannya karena adanya jamur yang menempel pada cawan petri.

Kembali kepada soal thrush, semua kondisi yang menekan kekebalan tubuh (immunosuppresive) mempunyai potensi menimbulkan berkembang biaknya Candida ini. Selain penyakit HIV/AIDS, pasien yang mengalami transplantasi organ juga rawan terhadap oral candidiasis ini. Ini disebabkan karena pada pasien transplantasi diberikan obat untuk menekan kekebalan agar supaya tubuh tidak menolak organ yang dicangkokkan tersebut. Pada kasus penyakit HIV/AIDS sedemikian menurunnya kekebalan tubuh ini, bahkan ’ragi’ untuk membuat kue dapat mengakibatkan efek yang mematikan. Bila sudah terdiagnosa sebagai candidiasis, maka obat yang diberikan adalah fungicide (pembunuh fungi alias jamur) seperti fluconazole, clotrimazole atau nystatin.

Sumber : Kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar