Minggu, 08 Juni 2014

Sejarah Kefir

Kefir telah dikenal dan dikonsumsi masyarakat pegunungan Kaukasus Utara, Rusia selama lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Konon biji kefir diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada rakyat Kaukasus dan menjadi semacam “pusaka” yang diwariskan secara turun temurun. Biji kefir kemudian dipredikati “the grains of the prophet”.

NAMA kefir sendiri berasal dari bahasa Turki, yaitu ke’if, yang terjemahan bebasnya dalam bahasa Inggris adalah good feeling atau perasaan nyaman. Meminum kefir secara berkesinambungan, menurut sejumlah penelitian, sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tubuh yang senantiasa sehat tentu saja menimbulkan perasaan yang nyaman. Anggapan yang lebih kuat, Kefir berasal dari "kaafuura", yaitu nama mata air di surga yang airnya berwarna putih, harum baunya dan lezat rasanya. Kata ini tercantum dalam Al Qur'an Surat Al Insaan, ayat 5-6.

Selama ratusan tahun, kefir menjadi misteri dan hanya dikonsumsi penduduk Kaukasia. Sampai kini, kefir menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena terbukti membuat mereka sehat, awet muda, dan berumur panjang.

Di awal abad kedua puluh, Lembaga Kedokteran Rusia meneliti biji kefir yang sangat bermanfaat dalam dunia kedokteran terutama dalam penyembuhan penyakit paru-paru, TBC, anemia, kandungan dan kulit.

Sayang, saat itu sulit sekali mencari biji kefir di Rusia. Maklumlah, sebab memang biji kefir masih dirahasiakan para pemiliknya, yakni masyarakat Islam di Kaukasus. Tak mungkin dengan mudah meminta biji kefir, maka lembaga negara tersebut secara resmi meminta bantuan kepada Blandov bersaudara, kakak beradik pemilik sebuah pabrik keju di kota Kislovodsk, utara Kaukasus. Kebetulan waktu itu ada seorang wanita muda cantik yang bekerja pada mereka. Irina Sakharova namanya. Blandov bersaudara mendapat ide, mengajak Irina untuk menyusun rencana memperoleh biji kefir. Irina pun setuju. Maka berangkatlah ia seorang diri ke selatan, ke Kaukasus. Tak lama kemudian ia berkenalan dengan seorang pangeran di sana, Bek-Mirza Barchorov. Dengan kecantikannya Irina berhasil memikat lelaki itu. Namun saat Irina mengatakan ingin meminta sejumlah biji kefir untuk dibawa pulang, Barchorov berbalik curiga dan menolak.

Gagal dengan segala bujuk rayu, kembalilah Irina ke Rusia. Di tengah jalan ia diculik oleh kaki tangan Bek-Mirza Barchorov. Ternyata pangeran itu telah "jatuh cinta" dan tak mau kehilangan Irina. Ia mengirim suruhannya untuk menculik Irina dan memaksanya menikah. Untunglah, kedua majikannya datang menolong. Perkara penculikan ini pun dibawa ke pengadilan Rusia dengan Bek-Mirza Barchorov sebagai terdakwanya. Irina bersedia melepaskan tuntutan dengan ganti rugi biji kefir. Maka berhasillah ia dan kedua majikannya memperoleh biji tersebut. September 1908, sejumlah biji kefir sebanyak 4,5 kg masuk ke Rusia dan digunakan sebagai terapi pada beberapa sanatorium di Eropa untuk pengobatan paru-paru.

Setelah itu, kefir menyebar dan dikonsumsi di berbagai penjuru dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Jepang. Tahun 1973 Irina, saat itu berusia 85 tahun, memperoleh penghargaan dari Menteri Industri Makanan Soviet atas perannya dalam membawa kefir ke Rusia.

Kefir sebenarnya telah ribuan tahun lalu dikenal dalam peradaban manusia. Kefir begitu dipuja hingga dijuluki the champagne of cultured milk atau minuman yang paling berharga di antara jenis susu fermentasi lainnya. Kefir menjadi begitu berharga, terutama dilihat dari nilai nutrisi dan manfaatnya bagi kesehatan manusia. Kefir telah seabad lebih sangat populer di Rusia khususnya, lalu Eropa Timur dan Utara, dan belakangan juga populer di Amerika dan Jepang.

Sumber : 

0 komentar:

Posting Komentar